Remote-Shift – Jika kamu senang menonton film tapi sibuk dan tidak memiliki banyak waktu, maka menonton film pendek bisa jadi alternatif terbaik. Apalagi kini tempat menontonnya sudah sangat banyak, ada yang gratis juga ada yang mengharuskan penonton melakukan pembayaran terlebih dahulu.

Deretan 9 Film-film Pendek dengan Durasinya Kurang dari 60 Menit

Di bawah ini akan direkomendasikan beberapa judul film pendek yang durasinya kurang dari 60 menit, pun tentu saja akan membuat kamu tidak merasa jenuh saat menyaksikannya:

Sitara: Let Girls Dream

Film pendek pertama dengan durasi kurang dari 60 menit ada pada Sitara: Let Girls Dream. Film pendek satu ini hanya berdurasi 15 menit saja, dan sudah tayang secara resmi sejak tahun 2020. Walaupun dirilis tahun 2020, tapi ternyata film pendek Sitara: Let Girls Dream ini menggunakan latar tahun 1970 dan ceritanya berada di Pakistan. Tokoh Pari yang ada di Sitara: Let Girls Dream, merupakan seorang karakter yang berusia 14 tahun dan ia memiliki impian untuk menjadi seorang pilot.

Tanpa diketahui, ternyata ayahnya menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki dan ternyata jauh lebih tua dari dirinya. Dari cerita singkat tersebut, dapat dilihat bahwa Sitara: Let Girls Dream ini mengangkat isu sosial dari sebuah negara yang kental dengan budaya patriarkinya. Dikemas sangat ciamik, dan cocok bagi kamu yang senang dengan film animasi.

Zion

Berikutnya ada Zion, menjadi film yang fokusnya pada karakter Zion Clark. Ia dilahirkan tanpa ada kaki, kemudian tumbuh disebuah panti asuhan dan ia pun menjadi atlet gulat sangat profesional. Kisahnya sangat inspiratif, dan tentu saja durasinya sendiri kurang dari 60 menit.

Wolfsong

Berbeda dengan dua film sebelumnya, film Wolfsong ini dikemas dengan cerita sangat sedih. Mengisahkan tentang bagaimana manusia yang melakukan beragam kerusakan, hingga pembunuhan terhadap hewan yang ada di alam liar. Gaya dari filmnya sendiri berantakan, tapi justru memberikan kesan sangat kasar. Warna yang digunakan di Wolfsong gelap, digunakannya untuk bisa memberikan efek atau suasana sedih juga cukup berat.

Singsot

Rilis resmi di tahun 2016 dan berhasil diproduksi oleh Ravacana Film, yang juga sama-sama merilis film pendek lainnya. Yakni tentang mitos bersiul di malam hari.

Dengan film pendek dengan judul Singsot, sebagai sutradara ternyata Wahyu Prasetyo berhasil menyabet banyak penghargaan. Seperti dengan Singsot yang berhasil menjadi film terbaik, pada ajang Fiagra Horor Film Festival di tahun 2016 hingga menjadi Film Horor Terbaik dalam ajang Taman Festival Bandung pada tahun 2017.

Di dalam bahasa Jawa, Singsot adalah bersiul. Mengisahkan tentang karakter Pulung, sebagai anak laki-laki yang sedang menginap di rumah kakek neneknyas. Nenek memberikan pesan, bahwa ia dilarang bersiul di malam hari. Karena mitosnya dapat mengundang makhluk misterius dan tidak kasat mata.

Tapi Pulung tidak percaya tentang hal tersebut, dan ia tetap melanjutkan siualannya di malam hari sambil bermain burung yang dipelihara oleh kakeknya. Saat itu, Pulung sedang sendirian di rumah dan kondisi malam tersebut ternyata berbeda dengan malam biasanya. Kondisi tersebut pun secara otomatis membuat dirinya tidak lagi bersiul.

The White Helmets

Film pendek yang kurang dari 60 menit berikutnya ada The White Helmets, berhasil rilis di tahun 2016 dan hasil garapan dari Orlando Von Einsiedel. Menceritakan tentang tiga petugas penyelamat, mereka sedang berupaya untuk menyelamatkan korban yang terjadi pada perang di Suriah.

Mereka adalah pekerja sukarela dari Pertahanan Sipil Suriah, ketiga petugas yang ada di film The White Helmets ternyata melakukan latihan di Turki dan memberikan bantuan langsung secara media. Secara darurat untuk warga sipil yang sedang perang di negara Suriah. Untuk ratingnya sendiri tinggi, The White Helmets menggunakan genre dokumenter pendek dan untuk durasinya sendiri tepat di 40 menit saja.

Canvas

Selanjutnya ada film Canvas yang dirilis pada tahun 2020, dan menjadi sebuah film pendek animasi dengan tema keluarga. Sangat hangat dan tentu saja menyentuh hati.

Judulnya Canvas, film ini mengikuti tentang kisah perjuangan dari seorang kakek yang dihadapkan dengan masa setelah kehilangan. Ia berusaha dan terus berupaya keras agar bisa mendapatkan motivasi juga gairahnya dalam melukis.

If Anything Happens I Love You

Film pendek If Anything Happens I Love You termasuk menjadi salah satu film terbaik, terutama dalam genre animasi. Membawa bentuk dan tayangan animasi, memberikan pengalaman dan kesan kepada penonton untuk menyaksikan perjalanan yang sangat emosional. Mengisahkan tentang bagaimana dua orang tua, berjuang untuk bisa sembuh dan mengatasi rasa sakit karena kejadian tragis yang membuat keluarganya berubah secara drastis.

Film If Anything Happens I Love You mengisahkan tentang orang tua yang kehilangan putrinya, dan diakhir film pun ditayangkan bahwa putri mereka meninggal karena adanya pembunuhan dan hal tersebut terjadi karena adanya kejadian penembakan yang berlangsung di sekolah.

Di akhir film pun ada secarik kertas yang disampaikan anaknya, dengan tulisan “Jika terjadi sesuatu, aku mencintaimu”. Sangat menyentuh bukan?

Bear Story

Menjadi sebuah film animasi dengan bentuk animasi, sangat menyentuh dan tentu saja buat merasa sedih yang menyaksikannya. Cerita Bear Story pun fokus pada seekor beruang tua, ia menggunakan diorama untuk mengisahkan tentang seekor beruang disebuah penangkaran.

Beruang tersebut dikurung, dan menjadi beruang sirkus yang tidak menginginkan apapun. Dan beruang tersebut hanya memiliki satu keinginan saja, yakni ingin kembali ke rumahnya. Film Bear Story bahkan berhasil mendapatkan Piala Oscar, dan bahkan untuk pertama kalinya bisa sampai ke negara Chile. Bear Story akan membawa penonton untuk bisa berjalan dengan gelombang emosi, naik turun dan tentu saja pasti akan sangat berkesan.

Tilik

Film pendek ini memiliki arti menjenguk orang sakit. Dan film Tilik pun menceritakan tentang bagaimana rombongan ibu-ibu yang akan menjenguk ibu lurah di rumah sakit, karena sedang sakit. Mereka pun pergi menengok ke rumah sakit dengan menyewa sebuah truk.

Di perjalanannya, karakter Bu Tejo menjadi orang yang paling sering bicara, tapi informasi yang disampaikannya tidak benar atau hanya sekadar bualan semata. Film Tilik sendiri bahkan sempat menjadi buah bibir, dan karakter Bu Tejo pun menjadi salah satu pusat perhatian di Tilik.

Hal tersebut bisa terjadi karena Bu Tejo sendiri nampak merepresentasikan bagaimana orang-orang yang senang menyebarkan informasi tanpa melakukan validasi terlebih dahulu. Walaupun rilisnya film Tilik ini dilakukan di tahun 2018, tapi jalan cerita dan plotnya masih sangat relate dengan tahun 2024.

Nah itulah beberapa pilihan film pendek yang durasinya kurang dari 60 menit, pun tentu saja kamu akan merasa singkat dan sebentar ketika menyaksikannya.

Baca Juga : Referensi Film Pendek yang Seru, Lengkap Beserta Sinopsisnya