
Remote-Shift – Film horor found footage merupakan subgenre film horor yang menyajikan cerita seolah-olah kejadian nyata yang direkam dan kemudian ditemukan. Rekaman tersebut sering disajikan seolah-olah ditinggalkan oleh karakter yang hilang atau mati.
Genre ini mungkin telah mencapai puncaknya pada tahun 2010-an, tetapi dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan setiap orang untuk merekam video, film found footage tidak akan hilang dalam waktu dekat. Beberapa film found footage memanfaatkan gimmick untuk menggambarkan kejadian menakutkan, yang lain untuk mendokumentasikan peristiwa yang mengubah hidup.
Baik itu sekilas menakutkan ke dalam dunia supranatural atau perjalanan yang kacau di tengah bencana, film-film ini berkembang pesat karena kemampuannya untuk membuat penonton merasa seperti mereka menyaksikan sesuatu yang tidak seharusnya mereka saksikan.
Daftar Pilihan Film Horor Found-Footage Menyeramkan
Berikut daftar ini mengeksplorasi film horor found footage penting yang telah mendefinisikan dan memperkaya genre tersebut:
Cannibal Holocaust (1980)
Cannibal Holocaust merupakan film yang cukup kontroversial, mengisahkan tim penyelamat yang mencari kru dokumenter yang hilang di hutan hujan Amazon. Mereka kemudian menemukan rekaman mengerikan yang tertinggal, mengungkap bagaimana kru secara menghadapi dengan suku-suku asli yang brutal dan kejam. Ditemukan bahwa kru tersebut memang sengaja ingin merekam rekaman sensasional. Oleh karena itu mereka melakukan tindakan brutal untuk memprovokasi suku-suku asli. Namun mereka berakhir tragis.
Sering dianggap sebagai film found-footage pertama, Cannibal Holocaust membawa realisme ke tingkat yang sangat ekstrem. Penggambaran kekejaman secaa grafis terhadap hewan yang nyata mengundang kontroversi. Penggambaran kekerasan yang berlebihan berhasil menyulitkan penonton untuk membedakan mana yang fiksi dan yang nyata. Meskipun ada kontroversi etika, Cannibal Holocaust tetap menjadi entri penting dalam genre tersebut.
Paranormal Activity (2007)
Paranormal Activity menceritakan pasangan muda bernama Katie dan Micah, yang memasang kamera rumah untuk mendokumentasikan berbagai kejadian aneh di rumah mereka yang sudah mereka alami. Awalnya gangguan tersebut tidaklah berarti. Namun semakin lama semakin banyak dan besar gangguan yang mereka hadapi dari entitas misterius. Film ini cukup menarik karena kabarnya hanya direkam hanya dalam tujuh hari dengan anggaran kecil sebesar $215.000. Di film ini hampir seluruhnya menggunakan kamera stasioner.
Paranormal Activity adalah salah satu film rekaman yang paling berpengaruh karena menghidupkan kembali genre tersebut pada akhir tahun 2000-an. Film ini juga membuktikan bahwa unsur horor bisa disajikan dengan epik bahkan tanpa efek beranggaran besar. Film dengan cepat diakuisisi oleh Dreamworks setelah menerima respon positif saat pemutarannya di festival.
Unfriended (2014)
Unfriended adalah film horor yang berlangsung sepenuhnya di layar komputer secara langsung selama panggilan Skype yang tampaknya normal di antara sekelompok teman sekolah menengah. Saat mereka mengobrol, seorang pengguna tak dikenal bergabung dalam panggilan tersebut, mengaku sebagai roh Laura Barns, teman sekelas yang meninggal karena bunuh diri setelah di-bully di dunia maya. Tanpa ada cara untuk keluar atau melarikan diri, entitas misterius itu mulai mengungkap rahasia mereka dan memaksa mereka ke dalam permainan yang mematikan.
Unfriended menghadirkan inovasi pada genre found footage dengan penggunaan teknologi sebagai perangkat penceritaan. Dengan membatasi seluruh film pada satu layar laptop, film ini membenamkan penonton dalam ruang digital yang sangat familiar, mengubah aplikasi sehari-hari menjadi lanskap horor. Film ini juga memanfaatkan kecemasan modern tentang cyberbullying dan jejak digital, membuatnya lebih relevan dengan kehidupan modern saat ini. Kesuksesan film ini juga membuka jalan bagi film screenlife, seperti Searching, yang mengembangkan genre tersebut lebih jauh lagi bagi penonton masa kini.
V/H/S (2012)
V/H/S adalah antologi horor yang menggabungkan berbagai kisah mengerikan melalui lensa rekaman yang ditemukan. Film ini mengisahkan sekelompok penjahat kelas teri yang disewa untuk membobol sebuah rumah dan mencuri kaset VHS misterius. Saat mereka memilah-milah koleksi tersebut, mereka menemukan serangkaian rekaman yang mengerikan. Yang masing-masing menggambarkan kejadian mengerikan dan sering kali bersifat supranatural. Dari perjalanan darat yang tampaknya tidak berbahaya hingga pertemuan menakutkan dengan seorang wanita mengerikan, setiap segmennya unik, mulai dari paranormal, slasher, hingga horor psikologis.
V/H/S menawarkan pendalaman lebih dalam pada genre found footage dengan format antologi yang menampilkan berbagai gaya pembuatan film. Dengan daftar sutradara yang telah membuat film-film besar, termasuk Adam Wingard (Godzilla vs Kong), Ti West (X), dan Radio Silence (Ready or Not), setiap segmen menghadirkan perspektif yang mengerikan. Pendekatan antologi memungkinkan penyampaian ketakutan yang cepat, membuat penonton tetap waspada dari awal hingga akhir. V/H/S memanfaatkan popularitas genre tersebut pada tahun 2010-an, menginspirasi sebuah waralaba yang dapat menjadi batu loncatan bagi para pembuat film berbakat.
The Medium (2021)
The Medium menyajikan dirinya sebagai film dokumenter tentang Nim, seorang dukun di pedesaan Thailand yang percaya bahwa ia mewarisi roh seorang dewi bernama Ba Yan setelah saudara perempuannya menolak peran sebagai seorang medium. Ketika keponakannya mulai menunjukkan perilaku yang mengganggu, Nim berpikir bahwa sang dewi telah menghukum saudara perempuannya, tetapi sesuatu yang jauh lebih jahat telah terjadi. Disutradarai oleh Banjong Pisanthanakun, yang menyutradarai film-film Thailand seperti Shutter dan Alone, film ini sukses besar secara komersial.
The Medium menonjol dalam genre found footage karena keaslian budayanya dan rasa takut yang merayap perlahan. Dengan memadukan cerita rakyat setempat dengan format dokumenter, film ini menciptakan realisme yang meresahkan yang membuat ketegangan semakin efektif. Babak terakhir, yang memperlihatkan roh tersebut mendatangkan malapetaka, adalah salah satu adegan paling intens dalam film horor modern. Keberhasilannya di pasar internasional semakin mengukuhkan Asia Tenggara sebagai kekuatan yang sedang naik daun. Film ini juga menunjukkan bahwa found footage dapat melampaui batas budaya namun tetap terasa sangat personal dan menakutkan.
Project X (2012)
Project X mengisahkan tiga sahabat sekolah menengah yaitu Thomas, Costa, dan JB, yang mengadakan pesta rumah dalam upaya untuk mendongkrak popularitas mereka. Apa yang dimulai sebagai kumpul-kumpul remaja biasa berubah menjadi kekacauan total, dengan pesta meningkat ke tingkat kehancuran yang tak terkendali. Seluruh film tampaknya direkam oleh juru kamera misterius yang mendokumentasikan pesta saat ketiganya berurusan dengan pengedar narkoba gila, Miles Teller, dan bahkan intervensi tim SWAT.
Tidak seperti kebanyakan film found footage, film yang diproduksi Todd Phillips ini condong ke komedi daripada horor. Kerja kamera genggam yang kacau dan estetika pengambilan gambar amatir membuat penonton merasa seperti menjadi bagian dari kekacauan tersebut. Film ini menangkap budaya pesta tahun 2010-an melalui lensa remaja dengan sempurna. Yang menyebabkan para kritikus menarik kesamaan dengan film klasik seperti Animal House. Keberhasilan film ini membuktikan bahwa format found footage tidak terbatas pada film horor. Terbukti bahwa film ini juga dapat digunakan untuk memperkuat realisme genre lain, misalnya komedi.
Baca Juga : Menyeramkan Tapi Disukai, Berikut Judul Film Horor Dan Lokasi Syuting Filmnya