Remote-Shift – Jenis Film Pendek adalah suatu karya seni yang unik dan enarik dikemas dengan durasi yang relative lebih singkat. Pembuatan dan produksi dari film yang berdurasi pendek. Yang memiliki karya berbagai jenis dan tujuan yang juga berbeda tentunya bermanfaat dalam memberikan hiburan bagi para penonton. Juga berikan edukasi atau suatu pembelajaran dan insipirasi untuk kehidupan.

Film dengan durasi pendek ini dibuat dengan durasi waktu 1 hingga 30 menit yang mana memang sangat pendek dengan cerita yang memang isinya lebih padat dan singkat. Adapun film berdurasi pendek ini memiliki nuansa yang lebih kompleks dan tidak dianggap sebagai film utama atau jenis film dengan durasi yang Panjang atau hingga banyak episode. Mengenai jenis film ini memang kita tahu bahwa perkembangan industri film di Indonesia telah melalui berbagai tahapan bersejarah yang memang lebih pannjang dan sejumlah film di Indonesia pun sudah masuk pada kualitas mendunia dan sukses tercatat ke kancah internasional.

Di tanah air memang film pertama kali diproduksi oleh NV Java Film Company yang judulnya adalah Loetoeng Kasaroeng yang rilis pada tahun 1926 dan sutradaranya adalah L. Heuveldorp yang diperankan oleh Martoana dan Oemar. Hingga kemudian perkembangan dari film ini pun terus meningkat di tahun 1988 mencatat kesuksesan dengan adanya film Tjut Nya’Dhien hien yang diputar pada Cannes Film Festival.

Daftar Film Pendek Indonesia Berprestasi Di Kancah Internasional

Seiring dengan kemajuan dan perkembangan negara Indonesia juga tentu tidak asing lagi Ketika dunia pefilman di tanah air ini pun turut berkembang secara signifikan. Negara ini pun sudah banyak mempromosikan budaya nya lewat banyak film menarik Indonesia sehingga sangat terkenal di luar negeri. Adapun berikut ini beberapa Film Pendek sebagai rekomendasi film terbaik yang mendunia dan masuk ke kancah internasional tentunya sebagai suatu film menarik yang sangat berprestasi.

Adapun berikut ini jenis film menarik dengan durasi pendek yang meraih prestasi memukau di berbagai ajang internasional, antara lain adalah:

SENYAP – 2014

Film pertama yang sangat berprestasi ini rilis pada tahun 2014 merupakan besutan dari sutradari asal Amerika Serikat yaitu Joshua Oppenheimer. Hasil karya ini merupakan film documenter yang menggapai pencapaian luar biasa yaitu dengan prestasi memenangkan 50 penghargaan internasional secara bergengsi. Film yang diputar bulan Agustus 2014 ini meraih prestasi di kancah internasional sebagai Dokumenter Terbaik di Austin Film Critics. Busan International Film Festival, Grand Jury Prize di Venice International Film Festival serta lainnya.

TURAH – 2016

Berikutnya terdapat film Turah sebagai hasil karya sutradara Wicaksono Wisnu Legowo yang diproduksi oleh Fourcolours Films pada tahun 2016. Film ini memenangkan berbagai penghargaan juga prestasi di kancah internasional di Special Mention Award Singapore International. Film Festival dan Asean Film Award di Vietnam Film Festival. Jenis film ini menceritakan tentang kehidupan warga Kampung Tirang yang tinggal di gubuk. Turah adalah seorang pekerja keras ditunjuk menangani konflik yang muncul di desa Ketika seorang pecandu alkohl mulai mempertanyakan tata Kelola di desa.

PRENJAK – 2016

Berikutnya terdapat film berdurasi pendek Indonesia yang berhasil memenangkan penghargaan di Cannes Film Festival. Yaitu Prenjak sebagai film seru dan menarik hanya berdurasi 13 menit saja. Film menarik ini mengisahkan tentang seputar kearifan local yang ada di Yogyakarta dengan berlatar tahun 1980-an. Adapun prestasi yang diraih film ini masuk ke kancah internasional yaitu Leica Cine Discovery Prize di Cannes Film Festival.

Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak – 2017

Film ini tidak asiing lagi sudah mendunia dan dikenal di kancah internasional dengan judul “Marlina the Murderer in Four Acts”. Yang dibintangi oleh Akrtis Marsha Timothy yang menjadi seorang Marlina, yaitu janda yang membunuh anggota geng seagai bentuk pembelaan diri. Adapun prestasinya, film ini tayang perdana secara internasional di Cannes Film Festival bulan Mei 2017.  Kemudian diputar Kembali di berbagai festival film bergengsi seperti Melbourne Film Festival hingga Toronto Internasional Film Festival.

55 – 2015

Film short movie berikutnya ini adalah suatu film dramatis yang dibalut dengan rasa haru dan juga adanya kekhawatiran dan ketakutan yang dapat dialami penonton. Film 05.55 sebagai jenis film menarik dan sangat unik ini menyajikan sebuah film tanpa dialog dan merupakan film hitam putih. Bentuk dari film ini merupakan suatu penggambaran terhadap bencana gempa bumi yang sudah menghancurkan kota Yogyakarta. Film terbaik ini pun meraih penghargaan yang sangat banyak misalnya pada ajang Global Short Film Award 2015 dan Festival Film Indonesia.

On The Origin of Fear – 2016

Selanjutnya terdapat film berdurasi pendek yang merupakan karya dari sutradara Bayu Prihantono. Dengan latar flm pada masa orde baru yang mana film menarik. Yang mengisahkan tentang berbagai kekerasan yang terjadi selama masa pemerintahan di masa itu. Adapun film ini meraih penghargaan pada Festival Film Venice International yaitu di tahun 2016.

Something Old, New, Borrowed and Blue – 2020

Terdapat pula film berdurasi pendek berikutnya ini adalah besutan sutradara Mouly Surya. Yang merupakan jenis film pendek menarik sebagai suatu bentuk penggambaran atas budaya patriarki di Indonesia. Adapun film ini mengisahkan tentang percakapan ibu dan anak pada detik-detik pernikahan Islam Jawa. Sebagai film yang sangat pendek tapi punya makna yang mendalam sehingga tidak heran jika mendapat penghargaan dari 30th SGIFF Festival Opening 2020.

Tilik – 2019

Mendengar judul flm ini tentu sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat tanah air yang mana Film Pendek ini menjadi sorotan masyarakat. Sebab ceritanya mengisahkan hal yang sangat relevan dengan kehidupan masyarakat di Indonesia. Disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo bahwa film ini mengisahkan tentang sekelompok perempuan dari desa. Yang ingin menjenguk tetangannya di rumah sakit. Film Tilik ini pun meraih penghargaan dari Official Selection World Cinema Amsterdam tahun 2019.

Itulah beberapa pilihan film berdurasi pendek terbaik yang memang tidak hanya disukai masyarakat Indonesia tapi bahkan pula popuer di luar negeri atau sudah mendunia. Maka tidak heran jika memang perfilman di Indonesia memiliki nilai yang tinggi sehingga ada banyak film menarik yang bahkan hanya berdurasi pendek tapi bisa masuk ke kualitas kancah internasional. Kamu para pecinta film tentu bisa menonton berbagai film menarik tersebut dengan mudah secara live streaming. Saat ini pun ada banyak berbagai film yang bisa diakses dengan sangat mudah kapan saja terutama Ketika kamu belum menontonnya maka tidak akan tertinggal sehingga kamu bisa menontonnya Kembali.

Baca Juga : Penuh dengan Aksi Menegangkan, Inilah Film Mitologi Terbaik!