Remote-Shift – Film Noir, di antara sinema favorit kalian pasti salah satunya pernah atau tak sengaja menonton film noir atau neo-noir. Film dengan genre tersebut biasanya menampilkan kisah-kisah pesimisme dan anti hero. Tokoh utamanya sering menghadapi konflik sosial dengan semua karakter di dalam film. Joko Anwar salah satu sutradara Indonesia telah membuat beberapa judul film Indonesia yang populer. Sebelum mengenal judul-judul sinema noir, mari pahami perbedaan dan neo-noir dalam genre film.

Perbedaan Film Noir Indonesia dan Neo-Noir

Sebelum era neo noir, genre film tentang kriminal, putus asa, dan fatal sering ditampilan secara hitam putih. Secara sinematografi, film dengan jenis tersebut dikenal dengan atau hitam karena tampilannya yang hitam putih. Seiring perkembangan zaman, sinematografi didukung teknologi lebih canggih sehingga lahir genre neo secara alur dan ide cerita sama saja namun tampilannya berbeda karena neo lebih berwarna. Walaupun kesan gelap atau dark masih terasa karena film-film genre seperti ini menampilkan sinema monokrom.

Salah satu film modern yang dapat kita saksikan saat ini di antaranya Cold in July, Brawl in the Cell Block 99, 8 MM dan masih banyak lagi. Selain gelap secara tampilan, tema di dalam sinemanya pun dikenal gelap dengan tampilan tema kejahatan, eksploitasi, keserakahan, aksi, dan masih banyak lagi. Contohnya di dalam film 8 MM ketika keserahan dan sisi gelap manusia tidak ditutupi hingga penonton dapat melihat batas-batas moral manusia.

Untuk memahami film dan neo noir itu dapat dilihat dari latar tempat yang dibuat lebih terang sesuai zaman modern. Dalam neo noir tidak menghilangkan unsur-unsur atau ciri khas alur film.

6 Judul Film Noir Indonesia Karya Sutradara Ternama

Selain Joko Anwar, banyak juga sutradara ternama di Indonesia yang memproduksi film neo noir terkenal. Salah satu filmnya mungkin sudah kalian saksikan melalui bioskop atau aplikasi streaming film resmi. Berikut ini deretan sinema dengan genre yang dibuat dalam versi modern.

Novel Tanpa Huruf R

Novel tanpa huruf R merupakan film noir Indonesia tentang pria bernama Drum yang sejak kecil sudah mengalami kekerasan. Seperti film lainnya, tokoh utama memang diceritakan sebagai orang yang gagal, menghadapi banyak kesulitan, dan menjadi sumber konflik. Hal ini terjadi pada hidupnya Drum, nampaknya kehidupan sosialnya tidak mendukung dirinya.

Ibunya drum sudah menghilang sejak dirinya masih kecil, kemudian ayahnya juga meninggal akibat ditabrak oleh mobil. Punya kekasih, tapi juga harus meninggal akibat korban kerusuhan. Dirinya menjadi penulis novel dan bertemu dengan air sunyi seoarang mahasiswi namun akhirnya ini menjadi puncak konflik. Interaksi antara air serta drum berlangsung brutal, ketika kamu menonton film ini kamu akan melihat karya-karya surealis dan terkesan menampilkan realita yang gelap.

Moammar Emka’s Jakarta Undercover

Ketika kamu menyaksikan Jakarta Undercover, kamu pasti sudah menebak kalau genre dari sinema ini termasuk ke dalam noir. Menceritakan tentang Pras seorang jurnalis yang ingin dikenal handal dan berguna, dirinya bertemu dengan Awink dan mengenal dunia gelap Jakarta. Seperti genre lainnya, konflik antara karir Pras dan orang-orang berbahaya di Jakarta dimulai. Hal ini menjadi sangat berbahaya, penuh aksi, dan konflik memuncak.

Jakarta Vs Everybody

Belum lama ini, telah dirilis salah satu film terkenal yang dibintangi oleh Jefri Nichol yakni Jakarta VS Everybody. Film ini menceritakan tentang kesulitan Dom untuk menjadi actor terkenal di Jakarta, bukanya berhasil menjadi actor, dom malah terjebak dalam lembah hitam narkoba. Dirinya malah menjadi pengedar narkoba setelah bertemu dengan Pinkan dan Radit yang juga sama-sama pengedar.

Film ini sangat realistis namun juga gelap karena menampilkan kehancuran hidupnya dom setelah mengenal narkoba dan menjadi kurir yang mengedarkan barang terlarang tersebut. Selama mengejar cita-cita menjadi actor, Dom banyak menghadapi kegagalan hingga akhir pun dirinya malah menghancurkan dirinya sendiri.

Kala

Kala merupakan salah satu judul film karya Joko Anwar yang sangat populer. Dari awal film saja sudah menampilkan dark comedy dari film ini. Hampir sama dengan Jakarta Undercover, di dalam cerita Kala menampilkan kehidupan Janus, Eros, Sari, Ranti, dan masih banyak lagi.

Film dibuka dengan penyelidikan yang dilakukan 2 polisi yakni Eros dan Hendro, keduanya menyelidiki pembakaran 5 orang yang dituduh maling. Di bagian lain ada juga Janus seorang jurnalis yang baru saja di bebas tugaskan dari pekerjaannya dan juga diceraikan oleh istrinya. Janus memiliki penyakit Narkolepsi, kalau sudah capek malah tertidur.

Setelah terlambat datang ke persidangan cerainya, Janus ditugaskan mencari berita tentang pembakaran 5 orang dan dirinya dipertemukan dengan sorang wanita bernama Ranti. Ranti adalah istri dari salah satu korban. Karena tidak mendapatkan informasi, Janus menyimpan tape recorder di sela pot dekat Ratih.

Ketika keluar, dirinya justru melihat Ratih ditabrak oleh bus dan mobil hal itu malah menyebabkan Narkolepsi Janus kambuh. Hasil rekaman yang diperoleh dari tape recorder tersebut malah membawa Janus dan Eros (polisi) mengetahui rahasia besar tentang negara.

Kuldesak

Kalau mau menyaksikan film noir Indonesia, kamu harus mencoba nonton Kuldesak karya tahun 1998. Kuldesak merupakan film dark comedy atau yang dibuat oleh 4 orang sutradara sekaligus. Dalam ceritanya, terdapat 4 warga Jakarta di akhir tahun 1990, mereka memiliki mimpi yang tinggi namun tidak sesuai dengan realita sehingga memiliki melakukan hal-hal radikal untuk memenuhi mimpinya.

Setiap tokoh di dalam film ini memiliki konflik internal yang dipertemukan dan menambah puncak konflik di dalam cerita. Ketika konflik terjadi mereka tidak menyelesaikannya dengan bantuan hokum tapi memilih main hakim sendiri hal itu terjadi saat tokoh Lina mengalami pemerkosaan.

King of Rock City (2013)

Kalau mau menyaksikan film noir Indonesia, jangan lewatkan King of Rock City salah satu karya yang menceritakan kehidupan Jakarta sesuai realitanya yang disebutkan ibu kota keras. Kehidupan dalam cerita ini berkaitan dengan kriminalitas seperti bandar narkoba, prostitusi, kekerasan geng, dan masih banyak lagi.

Di tengah hiruk pikuk ibu kota dan permasalahan setiap tokoh semakin menceritakan realita yang jauh dari kebahagian di film ini. Tiga sahabat dalam film ini yakni Dey, Ba’on, dan Sabun saling menghadapi konflik dan melakukan hal-hal illegal untuk bertahan hidup.

Kalau menyaksikan film noir, kamu tidak akan melihat ending membahagiakan seperti film romance. Film ini mengangkat sisi gelap realita dunia serta menceritakan konflik setiap tokoh. Umumnya, lebih banyak mengangkat cerita criminal.

Secara ide cerita, tokoh, dan konflik dalam film noir Indonesia, Korea, maupun klasik hampir sama hal itu menjadi ciri khas tersendiri dalam film-film tersebut. Meski sinematografi mengalami perubahan drastis karena kemajuan teknologi hal itu tidak mengubah ide utamanya.

Baca Juga : Film Noir Pilihan Dengan Tema Konflik Rumah Tangga