Remote-Shift – Film noir merupakan salah satu genre film paling unik. Muncul di tahun 1940-an, film ini hadir sebagai respons akan keresahan dan kegelisahan atas ketidakseimbangan sosial, politik, dan ekonomi di Amerika karena Perang Dunia II. Setelah pernah berakhir masyarakat hidup dalam kondisi yang jauh dari kata ideal sehingga memicu berbagai kriminalitas yang memperburuk kondisi. Film noir merupakan film yang fokus mengangkat isu-isu sosial tersebut sehingga berbagai elemen seperti narasi hingga visualisasi disesuaikan dengan setting tempat yang nyata saat itu, yakni perkotaan dengan suasananya yang gelap, basah, dan padat penduduk.

Film noir memiliki visual yang khas dimana kontras antara cahaya dan bayangan dibuat sangat tinggi menghadirkan suasana yang misterius, gelap, dan intens. Spektrum diantara hitam dan putih menjadi warna yang paling banyak mendominasi visualisasi film noir. Visual yang gelap merupakan kiblat estetika yang digunakan pada film noir untuk memunculkan suasana tegang dan dramatis. Estetika ini mencerminkan kegelapan dari isi cerita.

Pada film noir juga digunakan teknik pencahayaan Rembrandt dimana ini merupakan teknik pencahayaan yang menghasilkan bayangan yang lebih tajam pada wajah pemain. Teknik ini memberikan efek dramatis dan misterius pada adegan yang dimainkan pemain. Penyajian visual merupakan salah satu elemen pokok yang menentukan dalam film noir karena berkaitan erat dengan penyampaian cerita.

Deretan Film Noir Dengan Visual Terbaik

Memproduksi film noir tidak semudah yang dikira karena banyak aspek yang harus dipertimbangkan. Terlebih film noir merupakan genre ikonik dengan keunikan yang khas. Jika salah satu elemennya tidak sempurna maka film tidak akan tersaji sesuai dengan ekspektasi. Dan berikut adalah deretan film noir yang berhasil menyajikan tampilan visual yang luar biasa:

Vertigo

Adapun film ini dirilis pada tahun 1958 dan di sutradarai oleh Alfred Hitchcock. Film ini menceritakan tentang seorang mantan detektif bernama John Scottie Ferguson. Serta film ini menghadirkan unsur noir yang cukup kental karena berbagai elemen khas yang disajikan dengan adanya kriminalitas, atmosfir intens, serta ambigu moralitas karakternya. Film inipun dibuka dengan adegan kejar-kejaran sang detektif dengan seorang pelaku kriminal diatas atap hunian kota di San Fransisco. Scottie sempat gagal melompat hingga akhirnya bergelantungan di ujung atap. Hal ini mengingatkannya pada fobia ketinggiannya sehingga ia bisa merasakan vertigo yang segera muncul dikepalanya. Hal ini membuat dirinya untuk berhenti dari kepolisian dan pensiun dini.

Namun teman lama Scottie bernama Gavin Elster mempekerjakannya untuk menjadi seorang detektif swasta dan diberi tugas untuk mengikuti istrinya bernama Madelaine. Yang ia curigai bertingkah aneh. Namun Scottie mengalami berbagai gangguan psikologis sejak menerima pekerjaan ini dan membuntuti istri temannya. Dia banyak terjebak dipikirannya sendiri dan terus bergelut dengan vertigo. Namun ada plot yang tidak akan disangka penonton dibalik vertigo ini dan disarankan untuk tidak melewatkan adegan apapun di film ini. Visualisasi yang dihadirkan di film ini memberikan kesan noir yang kental namun tetap memukau dengan permainan sinematik yang rapih.

Blue Velvet

Film ini dirilis tahun 1986 dan merupakan karya dari David Lynch tang memang terkenal dengan film-film noirnya. Jika dibandingkan dengan film noir Lynch lainnya, Blue Velvet bisa dibilang memiliki plot yang seru namun dengan intensitas noir yang cukup ringan. Jadi, penonton sebenarnya bisa lebih mudah memahami maksud dari cerita yang disajikan dalam film. Film ini mengambil latar kota kecil di Lumberton dan fokus pada karakter bernama Jeffery Beaumont. Sehingga Ia berjalan melintasi tanah kosong dan menemukan potongan telinga manusia. Ia penasaran dan ingin menyelidikinya.

Sehinga ia pun melakukan investigasi layaknya detektif amatir hingga membawa dia bertemu dengan sosok Frank Booth yang merupakan karakter antagonis di film noir ini. Ia adalah seorang amoral sekaligus psikopat dimana ia gemar menghirup nitrous oxide. Film ini akan menampilkan berbagai sisi gelap kota kecil ini dimana kekerasan dan hal-hal vulgar banyak terjadi disekitarnya. Konflik akan terjadi seiring dengan investigasi Jeffery yang lebih dalam. Kualitas visual film ini cukup memuaskan dimana pencahayaan khas noir ditonjolkan sehingga menambah ketegangan cerita terutama ketika sosok Frank diperlihatkan.

Drive

Selanjutnya ada film noir Drive yang dibintangi oleh aktor mumpuni Ryan Gosling. Film ini dirilis tahun 2011 dan disutradarai oleh Nicholas Winding Refn. Film ini menceritakan kisah seorang supir tanpa nama yang diperankan Ryan Gosling dimana dia tinggal di sebuah apartemen di Los Angeles. Ia digambarkan sebagai sosok misterius karena jarang bicara, jarang berinteraksi, jarang menunjukkan emosi, dan selalu terlihat ketidaksenangan pada wajahnya. Ia berprofesi sebagai seorang stunt driver atau pemeran supir pengganti. Dia menghabiskan hidupnya di bengkel, lokasi syuting, dan jalanan.

Dunia di sekeliling sosok yang diperankan Ryan ini penuh dengan amoralitas dan kekejaman. Banyak sosok antagonis disekitarnya. Karakter supir tanpa nama ini juga digambarkan sebagai seseorang dengan moralitas ambigu atau anti-hero. Dia memiliki karakter kompleks dan tidak mudah ditebak. Namun karakternya berubah sejak ia mengenal tetangganya bernama Irene. Ia sadar bahwa dirinya bisa melindungi Irene dan anaknya dimana mereka memiliki kisah yang suram karena suami Irene. Konflik pun bertambah seiring semakin terlibatnya sosok supir ini ke dalam kehidupan Irene yang penuh dengan sisi gelap. Visualisasi ddari film ini sangat memuaskan dengan sinematografi yang apik di setiap aspek. Meskipun film modern, unsur-unsur khas film noir tidak ketinggalan untuk disematkan di film ini.

Memento

Memento merupakan film keluaran tahun 2000 yang disutradarai oleh Christopher Nolan. Film ini berpusat pada tokoh utamanya bernama Leonard Shelby yang diperankan oleh Guy Pearce. Diceritakan bahwa ia kehilangan memori jangka pendek akibat suatu kecelakaan yang dialaminya. Ia membuat berbagai catatan kecil, tato, hingga polaroid untuk membantunya mengingat hal-hal yang ia lupakan. Diceritakan ia berusaha menyusun kepingan-kepingan fakta untuk mencari siapa sebenarnya yang membunuh istrinya.

Namun disepanjang prosesnya menyusun fakta-fakta, Leonard semakin putus asa dan kebingungan. Semua yang ia kumpulkan bercampur dengan persepsinya sendiri sehingga tidak membawanya ke titik terang sama sekali. Penonton akan dibuat sama bingungnya dengan Leonard dalam mengungkap teka-teki siapa pembunuh istrinya ini sebenarnya. Pikiran yang kusut, ingatan yang hilang, serta acaknya bukti-bukti membuat alur cerita ini semakin kompleks.

Memento ini sarat akan kekhasan film bergenre noir dimana plot yang digunakan sifatnya non-linear. Artinya kejadian tidak dihadirkan secara berurutan namun secara acak untuk menciptakan ketegangan dan kebingungan. Selain narasi yang menarik dan kompleks, film ini juga dibingkai dengan kualitas visual yang memukau. Setiap adegan baik saat ke masa lalu maupun ke masa kini disajikan dengan seamless sehingga terlihat kontrasnya. Sebagian besar penonton bingung dengan akhir cerita film ini, bagaimana dengan Anda?

Baca Juga : Film Komedi Seru Dan Unik Terbaik di Indonesia